Cinta, apa itu cinta ? kenapa kita
bisa merasakan cinta ? kenapa cinta itu ada ?. Cinta suatu kata yang
sangat menggelitik sering diucapkan tetapi buta dalam pemaknaan, Pada
berbagai kesempatan acapkali aku bertanya kepada teman-teman, sebenarnya
cinta itu apa sih ? banyak yang tidak bisa menjawab secara spesifik,
tetapi menurut mereka cinta itu adalah suatu perasaan yang menggebu-gebu
yang lain rasanya kepada suatu bentuk benda ataupun kepada individu.
Biasanya cinta ini berhubungan dengan suka kepada lawan jenis, Cinta
adalah luapan emosi atau perasaan terhadap suatu objek atau individu
yang memiliki arti dalam kehidupan. Didalam suatu kesempatan aku pernah
bertanya tentang pengertian cinta ini kepada “ayank”ku dan rupanya ia
juga sedikit ragu dengan penginterpretasian makna cinta tersebut, dan
karna aku juga ragu maka akhirnya sama-sama ragu.
Cinta berperan penting dalam
kehidupan sekaligus menjadi landasan dalam kehidupan manusia, cinta
diekspresikan sebagai wujud suatu rasa yang spesifik yang akan mengikat
sisi emosional individu kepada individu lainnya.
Dalam buku General Psychology
karangan C.G Boefree (profesor pada Fakultas Psikologi Shippenburg)
menurutnya cinta itu adalah kepedulian terhadap keadaan orang lain
sebanyak, atau melebihi kepedulian terhadap diri sendiri, jika orang
yang dicintai merasa sakit atau sedih kita juga merasakannya, bahkan
cinta yang kuat akan menyebabkan seseorang mengorbankan kebahagiaanya
sendiri untuk orang yang dicintai tersebut.
Cinta itu mempunyai banyak
klasifikasi, ketika dilihat dari individu yang terlibat. Seperti cinta
pada orang orang tua, yaitu cinta Ibu dan cinta Ayah. Sedangkan cinta
fillial adalah cinta seorang anak pada orang tuanya, cinta seperti ini
tentunya mempunyai akar yang kuat yaitu karna ikatan biologis antara
orang tua dan anak disini prilaku instingtual sangat jelas, namun tidak
semua seperti ini disebabkan karena faktor lain yang mempengaruhinya
seperti adanya kerengganngan hubungan dengan orang tuanya akibat
kurangnya perhatian.
Cinta diantara individu terhadap
individu disekitarnya katakanlah itu teman-temannya, cinta timbul karena
kesamaan. Penyebab seseorang tertarik dengan individu lain yang sama
dengannya disebabkan oleh sifat yang sama, dan sebaliknya karena
perbedaan yang ada.
Cinta itu tidak murni hanya datang
dari dalam hati saja, tentunya setelah melihat, memandang, merasakan
dan mendengar baru muncul cinta. Cinta itu datang sebagai hasil dari
stimulus yang diterima oleh individu.
Setelah merasakan dan meneliti
lebih lanjut, cinta itu tidak hanya menghasilkan suatu ketertarikan
karena perasaan, tetapi lebih jauh cinta itu menghasilkan suatu hasrat
seperti daya tarik seksual. Daya tarik seksual menjadi gambaran atau
suatu kriteria, yang menghasilkan suatu persepsi yang timbul karena
stimulus yang diterima. Seperti harus memenuhi kriteria, gambaran,
harapan dan berbagai gagasan yang diinginkan. hasil dari cinta itu
sendiri seperti hasrat, kerinduan atau rasa kangen.
Dalam teori kebutuhan Abraham
Marslow. Cinta berada diperingkat ketiga dari lima tingkat kebutuhan
manusia, Yaitu kebutuhan dimiliki dan cinta (belonging and love) menurut
Marslow kebutuhan akan rasa memiliki dan dicintai disebabkan karna
manusia sangat peka terhadap kesendirian, pengasingan, ditolak
lingkungan semua ini tidak terlepas oleh karna manusia itu sendiri
adalah makhluk sosial.
Marslow membagi cinta itu kepada
dua bentuk, yakni Deficiency atau D-Love dan Being atau B-Love. D-Love
adalah mencintai sesuatu disebabkan karena suatu hal yang tidak ada pada
diri dengan cintalah hal itu bisa tertutupi seperti : harga diri, seks
atau karena kesendirian. Selanjutnya B-Love, Being Love didasarkan
terhadap penilaian kepada orang lain apa adanya, B-Love adalah cinta
yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, cinta seperti ini
membuka kesempatan untuk seseorang dalam berkembang.
Dalam perspektif biologi cinta
berasal dari beberapa hormon yang mempengaruhi syaraf-syaraf sehingga
menimbulkan suatu reaksi yaitu cinta,salah satunya yaitu dopamine adalah
hormon yang bersifat addictife, yang membuat individu merasa ketagihan
dan ketergantungan untuk bertemu dengan yang disukainya.
Cinta adalah satu-satunya cara
untuk memahami diri sendiri ataupun orang lain, dengan adanya cinta
seseorang akan mengerti dan paham karakter dan watak orang yang
dicintainya, individu akan merasa sanggup atau mampu melakukan suatu
pekerjaan kalau ada perasaan cinta dihatinya. Bahkan orang yang
mempunyai perasaan cinta akan sanggup untuk mengubah dan dan
membangkitkan segala potensi yang ada pada diri orang yang dicintainya,
begitupun cinta pada diri diwujudkan dengan cara menampilkan diri sebaik
mungkin ataupun kepada materi pemuas hasrat diri. Dalam perjelasan
diatas, dikatakan bahwa cinta itu melahirkan hasrat, betul sekali
seperti halnya seks, seks merupakan salah satu wujud dari hasrat yang
ditimbulkan oleh cinta, berbagai macam ragam produk cinta selain seks,
tetapi sebaliknya cinta bukan merupakan produk seks, hal inilah yang
menyebabkan salah pemahaman bagi sebagian individu sampai hari ini.
Orang yang berhasil dan sukses
dalam kehidupannya adalah orang yang mencintai pekerjaan dan
keluarganya. Yang menjadi pertanyaannya, mengapa orang yang sukses itu
adalah orang yang mempunyai rasa cinta pada dirinya, karena ia cinta
pada pekerjaannya,ia mengerjakan pekerjaannya itu berlandaskan cinta,
cinta tertanam didalam hati sehingga, ketika ia mengerjakan
perkerjaannya karna ia suka dan senang mengerjakannya, katakanlah hal
itu seperti hobby, pasti anda akan merasa senang jika anda melakukan
pekerjaan yang menjadi hoby. Tak terhitung banyak orang yang berhasil
karena ia melakukan pekerjaannya dengan dilandasi cinta, Richard Hamann
contohnya, ia merupakan seorang pemilik rumah modifikasi mobil (tuner)
kenamaan di Jerman, ia memulai usahanya itu dari hobinya yaitu
memodifikasi mobil dan hasilnya, sekarang ia menjadi seorang pengusaha
terkenal.
Faktor kejiwaan seseorang sangat
menentukan kadar cinta yang ada didalam dirinya, karna jiwa itu
merupakan sesuatu yang abstrak, banyak hal yang mempengaruhi kejiwaan
seseorang, seperti proses fisiologis yang berhubungan dengan kebutuhan
jasmani, pada jaringan tubuh yang mempengaruhi keseimbangan dari tubuh
itu sendiri. setiap fungsi-fungsi yang ada didalam tubuh seseorang
terutama bagian otak akan saling berkorelasi dan menjadi salah satu hal
pembentuk kejiwaan seseorang tetapi bukan berarti faktor fisiologislah
yang berperan aktif dalam membentuk kejiwaan itu. Di samping itu dengan
tidak melupakan semua ransangan dari lingkungannya. Karna itu rasa cinta
tidak hanya datang dari satu stimulus dari luar saja, tetapi hasil dari
semua ransangan baik itu dari luar ataupun dari dalam yang menjadi satu
kesatuan yang melahirkan cinta.
http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/08/psikologi-cinta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar